UHTPUnggul- Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama bagi anak-anak di bawah usia lima tahun. Salah satu faktor utama penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi yang berkelanjutan, pengasuhan yang tidak optimal, serta infeksi yang berulang yang memengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak.
Kondisi ini menjadi tantangan besar, terutama bagi ibu bekerja yang sering kali tidak dapat mengasuh anak secara penuh. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, Tempat Penitipan Anak (TPA) menjadi solusi yang banyak dipilih oleh para ibu. Di TPA, anak-anak mendapatkan perawatan dasar seperti pemberian makanan, tidur yang cukup, serta pemenuhan kebersihan pribadi. TPA juga menyediakan berbagai kegiatan yang merangsang perkembangan kognitif, motorik, dan sosial-emosional anak, melalui permainan edukatif, seni, dan aktivitas lainnya.
Masalah ini menjadi perhatian penting mengingat dampaknya tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan otak anak.
Menanggapi permasalahan ini, Dosen Universitas Hang Tuah Pekanbaru yang dipimpin oleh Dr. Mitra SKM, MKM, melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat di Tempat Penitipan Anak (TPA) Jalan Beringin, Kota Pekanbaru. Kegiatan itu dilaksanakan pada hari Rabu (16 /10/ 2024)
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, sekaligus memberikan kontribusi nyata untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Pekanbaru.
Program ini menyasar para pengelola TPA, ibu, dan anak balita yang ada di TPA Jalan Beringin. Dr Mitra dan timnya menyampaikan edukasi terkait pentingnya pencegahan penyakit infeksi yang sering menjadi penyebab utama stunting.
"Kami ingin meningkatkan pemahaman para pengelola TPA dan ibu-ibu mengenai pentingnya menjaga asupan gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh, agar pertumbuhan mereka tidak terhambat oleh penyakit yang sebenarnya bisa dicegah," ujar Dr Mitra
TPA menjadi pilihan bagi banyak ibu bekerja yang tidak dapat memberikan pengasuhan penuh kepada anak-anak mereka setiap hari. Di TPA, anak-anak mendapatkan perawatan dasar seperti pemberian makanan bergizi, tidur yang cukup, serta pemenuhan kebersihan pribadi.
Selain itu, TPA juga menyediakan berbagai aktivitas yang merangsang perkembangan kognitif, motorik, dan sosial-emosional anak, seperti permainan edukatif, seni, serta kegiatan lainnya yang berfokus pada stimulasi dini.
Meskipun TPA telah menjadi solusi bagi ibu bekerja, deteksi dini stunting di lingkungan ini sering menjadi tantangan tersendiri. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak di TPA memerlukan keterampilan khusus dan kerja sama dari semua pihak, terutama bagi ibu yang harus membagi waktu antara pekerjaan dan pengasuhan anak.
Dr Mitra menekankan pentingnya peran pengelola TPA dalam mendeteksi tanda-tanda awal stunting dan infeksi. "Dengan keterampilan yang tepat, pengelola TPA bisa lebih responsif dalam memenuhi kebutuhan anak-anak dan memberikan stimulasi yang mendukung tumbuh kembang optimal," jelasnya.
Selama program berlangsung, Dr Mitra juga memandu peserta untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit infeksi yang sering menyerang anak balita dan bisa berujung pada stunting. Edukasi ini diharapkan dapat membekali para pengelola TPA dan ibu-ibu dengan keterampilan yang diperlukan untuk mengamati dan merespon perkembangan fisik serta kognitif anak secara lebih efektif.
Tidak hanya memberikan edukasi, tim pengabdian juga memberikan bantuan berupa peralatan kebersihan kepada TPA Jalan Beringin. Hal ini bertujuan untuk mendukung kegiatan kebersihan yang ada di TPA, sehingga anak-anak yang berada di sana dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat dan terjaga kebersihannya.
"Kami berharap dengan bantuan ini, TPA dapat terus menjaga standar kebersihan yang baik, karena lingkungan yang bersih adalah kunci utama dalam pencegahan penyakit infeksi," tambah Dr Mitra.
Program pengabdian ini tidak hanya menunjukkan komitmen Dosen Universitas Hang Tuah Pekanbaru dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama bagi ibu bekerja dan anak-anak balita.
Dr Mitra berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan dan instansi lainnya untuk turut serta berkontribusi dalam menangani permasalahan stunting dan kesehatan anak di Indonesia.
Dengan adanya program ini, diharapkan pengelola TPA dan para ibu di Pekanbaru, khususnya di TPA Jalan Beringin, bisa semakin sadar dan terlatih dalam memantau serta mendukung perkembangan anak-anak secara optimal.
"Kami percaya bahwa dengan edukasi yang tepat dan dukungan yang konsisten, kita semua dapat berperan dalam mengurangi angka stunting di Indonesia," tutup Dr Mitra.
(auk)